Friday, January 12, 2007

Seekor Kupukupu Bersayap Pelangi

I
Sulur waktu mengabarkan pada
sampan agar berangkat lebih dulu

"Sampaikan salamku pada
camar tua dan mercusuar
aku masih menanti di sini
seekor kupukupu bersayap pelangi
kan tiba
sebelum kau mengedip mata."

II
Lalu menjejak di permadani surga
seekor kupukupu bersayap pelangi
setangkai melati di tangan kiri
yang dipetik Fatimah Azzahra
dari mataair surga
di kanannya perempuan suci
berhati jibril
melambai pada tujuh lapis langit
para malaikat sujud menyambut

III
Seekor kupukupu bersayap pelangi
setangkai melati di tangan kiri
perempuan berhati jibril di tangan kanan
menapak kaki di bumi
Khidir menyambutnya adzan
Musa merangkulnya iqamat
matahari mengeramas rambutnya
bulan melulur wajahnya
angin mendongengkan kisah Maryam
sepasang capung birutua, malumalu
menyematkan embun yang dipahatnya tadi pagi

Sulur waktu bersunmgkur khusyu'
padaMu

(Karawang, Nopember 2006)

Melati Ini Untukmu, Bungsu

Kutitipkan pada gemeretak ranting
di atas sajadah kita
senja slalu menyebut kisahmu
ketika mengantar anak ayam pulang kandang
sedang ranjang kita masih saja sunyi
karena kata tlah berkhidmat pada puisi
: aku tak siap membisik namamu

Kubaca daun-daun berserakan
menyapih angin dalam hempasan waktu
di lorong sempit menuju rumah kita
tapi mentari tak pernah menangisi kemarau
meski sawah kita mendera punggung bulbul
musim tak lagi mengajak cengkrama

Melati ini untukmu, Bungsu
diterakan di atas kanvas dengan cat air
yang mulai mengering
tlah lama tak kulihat laut di celuk matamu
mendaraskan dzikir pada pelepah kelapa yang lugu
hanya kawanan kelekatu mulai mengurai sunyi
dengan sayapnya warna-warni
: senja kita tlah menua kini

(Karawang, Nopember 2006)