Monday, July 30, 2007

Secangkir Kopi Untuk Sahabat

Mari kita istirah sejenak
pandangi kembali jejak yang telah kita pahat
membaca lagi riwayat yang pernah kita buat
membalut luka yang sempat menggurat

Hidup memang sulit kawan
t'lah kita sadari itu jauh sebelum kita bertemu
namun sejarah harus tetap ditulisi
karena dengan itulah kita ada
walau tapak kaki masih penuh darah

Mari kita tegakkan kepala
menatap jalan di depan kita
kita tak tahu di ujung sana
apakah jurang curam
ataukah mutiara manikam
sampai kita mulaikan langkah kita

Esok masih ada kawan
mentari pun akan selalu tersenyum
pada setiap diri yang berjuang
: Kau tidak akan pernah melangkah sendirian

(Jogja, Maret 2001)